PENA Sang Penanya
Terkadang hidup ini sedemikian sederhananya untuk
dibuat sedemikian sulitnya. Dalam hidup ini yang dibutuhkan hanyalah sebuah
tanda titik, namun seringkali yang muncul adalah sekian tanda baca lainnya. Dan
yang paling sering muncul adalah tanda tanya (?) dan koma (,).
Dibutuhkan hanya sebuah titik untuk mengakhiri sebuah
kalimat, bukan 2 titik (..) atau bahkan sekian banyak titik membentang (…………………)
Hidup ini laksana rangkaian kalimat yang tertera dalam
sebuah buku. Jika di setiap kalimat terdapat beberapa titik, kapankah kalimat
itu akan berhenti? Dan seberapa tebal buku itu nantinya?
Penundukan diri terhadap Allah merupakan satu titik
yang sangat penting untuk mengakhiri setiap kalimat kasih Allah dengan
sempurna.
Namun acapkali yang kita lakukan adalah menambah titik
itu menjadi lebih panjang. Dengan kata lain, kalimat kasih Allah yang
seharusnya sempurna menjadi sebuah kalimat kasih yang terbuka. Terbuka bagi
masukan, keinginan, dosa dan ego kita semata. Sehingga kalimat kasih Allah
menjadi tidak sempurna.
Pun juga betapa sering manusia
mengganti titik dalam kalimat kasih Allah dengan tanda tanya (?). Manusia
senantiasa mempertanyakan hal-hal yang bahkan jauh dari kata krusial dan
penting. Mempertanyakan kalimat kasih Allah berarti mempertanyakan Sang
Pengucap itu sendiri.
Dan juga betapa terlalu sering
manusia meletakkan tanda koma (,) di tengah-tengah kalimat kasih Allah dan
lebih hebatnya lagi adalah menambah beberapa kata setelah koma itu sendiri.
Kehendak bebas manusia justru
dianggap sebagai sebuah pembenaran untuk manusia sedikit mencari jalan dan arah
hidupnya sendiri, sambil terus beranggapan bahwa jalannya tetap akan kembali ke
jalan Allah karena jalan alternatif yang dipilih hanyalah sebuah koma saja.
Atau juga sebagai pembenaran untuk
mendebat Allah dengan jalanNya yang cenderung tidak masuk akal dan diluar
nalar. Kecerdasan manusia untuk mencipta karya menjadi dalih keabsahan
mempertanyakan kebenaran keputusan dan jalan Allah.
Manusia terlupa bahwa Allah Sang
Pencipta, Sang Pengasih dan sederet atribut luar biasa lainnya adalah Dia yang
Maha SEMPURNA. Setiap kalimat kasihNya adalah sempurna adanya. Sesempurna itu
pula kehendak baikNya bagi manusia. Jika manusia memilih untuk tidak menambah
apapun dalam kalimat kasihNya, maka sangat mudahlah bagi Dia untuk
memperlihatkan rencana indahNya.
Letakkanlah pena kita, dan jauhkanlah dalam buku kehidupan kita yang penuh
dengan kalimat-kalimat kasih Allah. Sekedar membaca dan mengiyakan setiap titik dalam kalimat-kalimat kasih
Allah. Pun rencana
indah Allah akan terlihat jelas dan bukan semburat atapun samar-samar.
Selama membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar